Rantai Nilai Pertanian :Dari Benih Ke Konsumen, Menuju Petani Tangguh

 





Oleh Haniwar Syarif pemerhati pertanian


Ketika bicara rantai pasok konsentrasi kepada  pasokan dimana di salah satu titik saja dari seluruh rantai pasok ada sumbatan hambatan maka pasokan bisa tidak lancar sampai ke konsumen . Maka pada rantai nilai. Value chain. Nilai suatu produk tidak mungkin optimal, jika ada disalah satu titik penanganan tidak dikerjakan. dengan benar.

 Yaitu harus benar mengerjakannya  from farm to fork  Atau dari ladang sampai meja konsumen 



Selama ini, petani sering terjebak sebagai pelaku, di ujung paling hulu  menanam, merawat, lalu  ketika menjual hasil panen dalam bentuk mentah itupun dengan kualitas a la kadarnya, hanya dapat  harga rendah. Karena tidak ada optimasi mutu apalagi pertambahan nilai. 


Nilai produk  yang  baik sesungguhnya  muncul bila sudah  mulai dari awal milih benih sampai  produk akhir terjual  sudah dikerjakan dengan benar.  . Membangun sistem pertanian  harus menyentuh seluruh rantai nilai pertanian berkesinambungan , mulai dari pemilihan penanganan benih hingga  produk sampai  ke  konsumen.


Segalanya dimulai dari pemilihan benih yang unggul, pemupukan yang tepat dan efisien, serta penggunaan alat pertanian yang mendukung efisiensi waktu dan biaya. Petani yang dibekali dengan input yang tepat sejak awal akan menghasilkan produk yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih stabil. Tapi itu baru permulaan.


Ilustrasi nya benih padi unggul dapat hasilkan lebih banyak daripada benih biasa. Begitupun benih durian monthong atau musangking akan hasilkan  duren lebih baik dari mutu benih asalan


Proses budidaya perlu mengikuti prinsip Good Agricultural Practices (GAP) — standar penanganan  yang membantu memastikan praktik pertanian dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, aman, dan berkelanjutan. 


Dalam GAP masa kini bisa juga tercakupn diterapkan ya  smart farming. 


Setelah masa tanam selesai, titik krusial lainnya adalah saat panen. Banyak petani yang masih melakukan panen terlalu cepat atau terlalu lambat, sehingga mengurangi mutu hasil.


 Ditambah lagi, kegiatan pascapanen seperti pemilahan atau grading seringkali diabaikan. Padahal, mutu dan keseragaman hasil adalah syarat penting  jika ingin menembus pasar modern atau industri pengolahan.


Kemasan juga menjadi faktor penting. Ini bukan hanya soal tampilan menarik, tapi juga tentang perlindungan mutu produk, daya tahan, dan pengenalan merek. Dengan kemasan yang baik, hasil tani bisa menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan menembus ritel modern atau ekspor.


Benih  bagus dan GAP bisa Sebab kan hasil  gabah kering petani  Vietnan  lebih bayak dari padavoetabib Indoensia yaitu Vietnam 5.89 sampai 6.2  ton per ha sedang Indonesia hanya.5. 2.. ton per ha. Juga fakta bahwa Thailand bisa menanam padi 1 sampai 5 kali panen setahun sementara indoensia hanya 1 sampai 2 kali panen setahun. Tentunya akibatnya cost kita lebih mahal atau margin ditrima petani lebih sedikit, Konsumen bayar lebih mahal


Contoh lain, Untuk rendemen gula kita hanya 7sampai  9 % sementara Brazil thailand Australia bisa 12 sampai 14 %.


Dengan pastikan seluruh rantai nilai jadi optimal kita bisa saja menyamai atau bahkan melebihi prestasi pesaing kita. 


Tahap berikutnya yang sering terlewat oleh petani adalah pengolahan atau penciptaan nilai tambah. Inilah titik di mana keuntungan besar bisa diraih. Daripada menjual gabah, mengapa tidak menjual beras premium?


Daripada menjual kedelai mentah, kenapa tidak diolah menjadi tempe, tahu, atau bahkan susu kedelai dalam kemasan? Pengolahan tidak harus skala besar. Kelompok tani bisa memulai dari skala kecil menyesuaikan kemampuan. Tetapi adanya koperasi tani dengan lahan cukup luas akan lebih mudah meningkatkan efisiensi /nilai tambahnya. Pelatihan lebih mudah ketika peserta banyak juga memanfaatkan alsintan maupun smart farming akan jauh lebih mudah jika usaha tani berskala besar 


Menjual produk bernilai talambah bisa beri laba 5 kali lipat dari pada yang tidak diolah misal jual daging sapi dibanding jual. Bakso atau jual kedele dibanding jual tempe. 


Grading pun akan memberi nilai tambah krn konsumen dapat membeli sesuai grade yg dia perlukan dan bersedia bayar lbh mahal daripada jika tanpa grade 


Kemasan pun selain memberi nilai tambah dari penampilan juga bisa menyebabkan  produk pertanian lebih awet. 



Selain itu juga penanganan yang tepat baik saat penyimpanan  maupun pengiriman dengan teknik CAS Controlled Atmosphere Storage atsu CS Cold Storage. Dimana suhu yang tepat dan atau  susunan gas yg khas bisa membuat hasilnl oanen lebih tahan lama. Ilustrasi nya banyak buah atau sayur dari negara yg  jauh seperti Amerika cina Australia bisa sampai di indoensia setelah melalui perjalanan beberapa minggu masih dalam keadaan optimal untuk di jual 





Jika seluruh rantai nilai ini bisa dibangun dan dikuasai oleh petani, maka posisi mereka akan naik kelas. Mereka tidak lagi sekadar produsen kecil yang rentan harga, tetapi pelaku ekonomi tangguh yang memiliki kendali atas nilai tambah produk mereka.


Di sinilah konsep korporasi petani menjadi penting — membentuk entitas bersama, mengelola produksi dan bisnis secara kolektif, dan menanamkan cara berpikir industri di dunia pertanian.




Kemandirian petani bukan mustahil. Kuncinya adalah keberanian untuk mengelola seluruh rantai nilai secara utuh, membentuk kelembagaan yang kuat, dan menjalin kemitraan  yang adil. Dengan begitu, pertanian kita tak hanya produktif, tetapi juga menjanjikan masa depan yang lebih sejahtera produk yang berdaya saing global menuju Indonesia sejahtera

Komentar

Postingan Populer