Yati kau dalam kenangan selalu

 


Di teras rumahmu  itu, di bawah langit bulan  

rambutmu tergerai, hitam manis berpadu tenang  

Bicaramu lembut, logismu dalam  

kau bukan hanya cantik… tapi bijak dan terang  


Kita duduk  berdekatan, berdua dalam dunia yang sama  

kau suka  membaca seperti aku, berpikir seperti aku  

dan aku tahu — di sana, dalam hati ku malam itu  

kau adalah type yang kuimpikan… selalu


"Ada yang ingin kukatakan," bisikku gugup  

Kau tersenyum manis, "Ayo… ucapkan…"  

Tapi lidahku beku, 

aku tak sanggup ucapkan tiga kata sederhana itu:  

*Aku cinta padamu*  


Kau mendesak, bahkan marah manja  

"Kalau terus diam, aku pergi saja…"  

Dan benar… kau tinggalkan aku di teras  

bersama angin dan sesalku yang membeku keras  


Bukannya mengejar, aku malah pulang  

bukan dengan air mata… tapi ego yang menang  

Dan aku menulis pesan, marah dan ngambek  

bodohnya aku… bodohnya lelaki seperti aku

Lalu kau jawab…  

kata-kata yang tak pernah hilang dari hatiku:  

**"Semua orang bisa marah…  

tapi orang bijak tidak mau marah…"**  


Dan aku diam. Terpana indah nya maknanya — tapi bodoh nya aku tetap tak mengejar  

sialnya, aku memilih pelarian, bukan keberanian  

Adikmu mendekat, kau menjauh


dan akhirnya, kita hanyalah kisah yang menjauh  


Kini kau punya jodohmu, aku punya jalanku  

Kita tertawa… di foto-foto kehidupan baru  

Tapi malam-malam seperti ini, Yati…  

Bagiku dalam Kenangan ku kau tetap abadi sebagai cinta pertamaku  


Wanita yang tak sempat kupeluk  

hanya karena aku tak mampu bilang,  

*Aku cinta padamu*


Kini kau telah mendahului ke alam abadi. Dan kuharap disana kau baca puisi Ku dan mau tersenyum manis utk ku

-

Komentar

Postingan Populer