Mengurai kekeliruan istilah ultra processed fiid
Melawan Generalisasi: Mengurai Kekeliruan di Balik Istilah Ultra Processed Food
Kritik twrhadap "Ultra processed food" seringkali didasarkan pada ketidaktahuan atau generalisasi, padahal proses pengolahan makanan (food processing) adalah tulang punggung dari ketahanan pangan, keamanan, dan nutrisi modern.
Membela Makanan Olahan: Dari 'Ultra Processed' Menjadi 'Smart Processed'
Perlu diuruskan narasi yang sering keliru tentang apa yang disebut "over processed food." Istilah ini sendiri problematik. Dalam kacamata ilmu pangan, hampir tidak ada makanan yang "ultra processed"—yang ada adalah makanan yang diproses dengan cerdas untuk tujuan-tujuan vital: keamanan, ketersediaan, nutrisi, dan kualitas.
Teknologi pangan dan proses pengolahan bukanlah musuh kesehatan; ia adalah jembatan yang menghubungkan hasil panen segar di ladang dengan meja makan kita, memastikan pangan yang kita konsumsi aman, bernutrisi, dan dapat diakses oleh semua kalangan.
1. Keamanan dan Perpanjangan Masa Simpan: Melawan Pembusukan dan Penyakit
Fungsi paling mendasar dan krusial dari pengolahan makanan adalah menjamin keamanan pangan. Proses seperti pasteurisasi, sterilisasi, pengalengan, atau pengeringan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang:
Membunuh Mikroba Berbahaya: Proses pemanasan, misalnya, menyingkirkan patogen penyebab penyakit, membuat produk seperti susu menjadi aman dikonsumsi.
Memperpanjang Umur Simpan: Ini adalah kunci ketahanan pangan. Tanpa pengawetan, baik alami maupun sintetis yang aman, mayoritas hasil pertanian akan membusuk sebelum sempat didistribusikan. Makanan kaleng, makanan beku, atau produk kering memungkinkan kita memiliki akses pangan sepanjang tahun, terlepas dari musim panen atau jarak geografis.
2. Fortifikasi dan Peningkatan Nutrisi: Melawan Kelaparan Tersembunyi
Salah satu kontribusi terbesar teknologi pangan adalah kemampuannya untuk meningkatkan nilai gizi melalui fortifikasi.
Menanggulangi Defisiensi: Fortifikasi (penambahan vitamin dan mineral) pada produk olahan yang dikonsumsi secara luas—seperti garam beryodium, tepung terigu berzat besi dan asam folat, atau susu bervitamin D—telah menjadi strategi kesehatan masyarakat yang sangat efektif dalam menanggulangi masalah gizi seperti kekurangan yodium, anemia, atau stunting.
Mengaktifkan Nutrisi: Beberapa proses pengolahan, seperti fermentasi (pada tempe atau yoghurt), justru membuat nutrisi lebih mudah diserap oleh tubuh (bioavailability).
3. Cita Rasa dan Efisiensi: Mempermudah Kehidupan Modern
Mari kita akui, makanan olahan juga menawarkan kualitas hidup yang lebih baik:
Kemudahan dan Kepraktisan: Di tengah gaya hidup serba cepat, produk siap saji, bumbu instan, atau makanan beku menjadi solusi efisien yang menghemat waktu. Ini bukan kemalasan, ini adalah efisiensi yang demokratis—memungkinkan siapa pun, terlepas dari kemampuan memasak atau waktu luang, untuk menyiapkan makanan bergizi.
Inovasi Cita Rasa: Proses pengolahan menciptakan tekstur dan rasa baru yang mustahil dicapai dengan bahan mentah, memperkaya variasi kuliner global.
4. Keseimbangan adalah Kunci, Bukan Prosesnya
Kritik yang menyebut makanan olahan tidak sehat seringkali sebenarnya merujuk pada produk dengan kandungan gula, garam, atau lemak tambahan yang tinggi. Namun, permasalahan utamanya bukan pada "prosesnya", melainkan pada konsumsi yang tidak berimbang.
Fresh vegetable jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
Fresh meat jika diolah dengan cara yang salah (misalnya dibakar hingga gosong) juga menghasilkan zat karsinogenik.
Intinya, tidak ada makanan yang buruk jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat sebagai bagian dari pola makan seimbang. Menyalahkan proses pengolahan sama saja dengan menyalahkan pisau dapur atas luka yang disebabkan oleh koki yang ceroboh.
Proses pengolahan (processing) adalah alat ilmiah yang esensial. Tugas kita bersama, sebagai food technologist dan konsumen cerdas, adalah memastikan bahwa alat itu digunakan untuk memproduksi pangan yang aman, bergizi, terjangkau, dan lezat, serta mempromosikan pola konsumsi yang bijak dan berimbang.
Menggeneralisasi semua makanan olahan sebagai "ultra processed" adalah mengabaikan peran teknologi dalam menyelamatkan jutaan nyawa dari penyakit bawaan makanan dan kelaparan terselubung. Proses adalah solusi, bukan masalah.


Komentar