SENJA DAN KESADARAN AKAN AKHIR
---
Senja turun perlahan,
Langit membara antara jingga dan kelam.
Di hadapanku, sahabat lama terbujur diam—
beku, sunyi, telah selesai dengan dunia.
Namanya disebut lirih,
dalam tangis dan doa yang mengiringi kepulangannya
Dan di mataku, bergetar bayanganku sendiri,
karena waktu tak pernah menjanjikan siapa esok yang pergi.
Aku tercekat,
teringat ajaran yang sejak kecil dulu tumbuh di dada:
Tak ada bekal lebih nyata,
selain amal, iman, dan takwa.
Satu-satu sahabatku berpulang,
nama mereka kini hanya tinggal di kenang.
Aku ? entah sampai kapan aku ada
Maut, tak pernah berbisik lebih dulu.
Adakah cukup waktu untuk menebus khilaf?
Adakah cukup amal untuk tempat akhir terbaik ?
Adakah nanti, yang bersaksi
dengan kata suci: *"Khoir... Ia orang baik, ya Allah."*
Aku tak ingin mati dalam lalai,
di jalan dunia tanpa arah pulang.
Aku hanya ingin, saat akhirku datang,
namaku disebut dengan harap ada di akhir terbaik : *husnul khotimah.*
---

Komentar